BOGOR – Bupati Rachmat Yasin (RY) tak mau berlama-lama merombak jajarannya. Setelah 10 hari menjabat, bupati memiliki ‘’gerbong’’ baru. Sebanyak 262 pejabat dilantik di gedung Tegar Beriman kemarin. Dari jumlah itu ada yang naik, bertahan dan turun posisi (lihat grafis).
Pelantikan pejabat itu terdiri dari eselon II dan III, diantaranya 36 pejabat eselon IIb, 86 pejabat eselon IIIa dan 140 pejabat eselon IIIb. Pelantikan ini juga bagian dari mengisi aparat sesuai PP 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Janji RY menempatkan the right man on the right job tampak dari hasil penempatan pejabat. Misalnya, Adang Suptandar yang menjadi Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah, sesuai latar belakangnya sebagai sarjana akuntansi.
Ellyza sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan dengan latar belakang lulusan sarjana pertanian dan Soebiantoro sebagai Kepala DLLAJ.
Ada yang baru di lingkungan bupati. RY menempatkan lima staf ahli yang sebelumnya tak ada dalam lingkup pemkab. Mereka terdiri dari Dandan Mulyadi, Asep Zaenal, Eddy Suryahadedi, Rahmat Surjana dan Noviana Enimarlupi.
Namun RY buru-buru membantah jika kedudukan staf ahli untuk orang-orang buangan. “Besok lusa saya mungkin lebih menggunakan staf ahli. Mungkin juga saya minta kadis tetap di kantor dan lebih banyak mengajak staf ahli saat studi banding,” katanya yang disertai senyuman para pejabat yang masuk kotak staf ahli.
Tugas staf ahli membantu meningkatkan keberhasilan pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat sehingga Kabupaten Bogor berkembang lebih dimensional. Mereka unsur pembantu bupati disamping sekda.
RY juga berkeinginan kerja birokrat di lingkungan pemda tergantung pada sistem. “Jadi bukan sistem bergantung pada manusia. Soalnya, pejabat boleh datang dan pergi, tapi sistem harus tetap,” katanya.
Ayah tiga anak itu juga menegaskan tak ada lagi istilah dinas basah atau dinas kering. “Semua bekerja secara profesional. Dinas basah, ya karena dinas itu kena guyur hujan,” selorohnya.
Selanjutnya, pejabat terpilih ini akan dievaluasi tiga bulan pertama. Lalu, akan ada evaluasi untuk tiga bulan kedua. Jika ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki, RY mengultimatum tak ada alasan untuk tidak mengganti pejabat terkait. “Wartawan, catat ini janji bupati!,” tegas suami Elly Halimah ini.
Bagi mereka yang belum mendapat promosi atau kedudukan sesuai harapan, RY mengimbau jangan berkecil hati. Ia mengimbau agar tak ada aparat yang “menjilat” bupati hanya untuk mendapat jabatan strategis.
“Jangan lakukan “penjilatan” pada bupati. Di mata saya semua sama. Yang penting hasil kerja,” katanya. Ia justru mengajak aparatnya berlomba-lomba mendapat pujian dari masyarakat. Sebab, jika bagus menurut masyarakat, maka akan bagus menurut bupati dan tidak sebaliknya.
RY meminta para pejabat untuk menyikapi amanah ini dengan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat, inventarisasi masalah untuk mencari solusi yang efektif, efesien dan tepat sasaran. (rtn)
(Redaksi)radar bogor