| ||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||
Series #:2009/107/EAP | ||||||||||||||||||||||||||||
In Jakarta:Randy Salim Tel: + (62 21) 5299-3259 In Washington: Mohamad Al-Arief (202) 458-5964
Washington DC, 7 Oktober 2008 - Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia hari ini menyetujui sebuah proyek juta yang ditujukan untuk mendukung dan meningkatkan program pendidikan Pemerintah Indonesia. BOS-KITA (Bantuan Operasional Sekolah - Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) mengembangkan keberhasilan BOS - program Pemerintah untuk meningkatkan akses ke pendidikan berkualitas bagi semua anak berusia 7 sampai 15. BOS-KITA dirancang untuk memperkuat pengelolaan berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat sehingga semakin meningkatkan kualitas belanja pendidikan di Indonesia. “BOS merupakan contoh sempurna mengenai bagaimana upaya yang dipimpin pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran publik dan mendorong perubahan kelembagaan di negara berpendapatan menengah yang dinamis seperti Indonesia bisa sukses,” ujar Joachim von Amsberg, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia. “Dengan BOS-KITA, Bank Dunia memperkuat keberhasilan ini dengan membantu membiayai kegiatan yang meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya pelatihan untuk para guru dan lebih banyak bahan pengajaran. Investasi ini mencerminkan pendekatan baru Bank Dunia: sebagai ganti pembiayaan proyek lepas, tujuan kami adalah memberikan pembiayaan bersama untuk program berjalan prioritas pemerintah dan membantu meningkatkan kualitasnya.” Dalam dua tahun mendatang, BOS-KITA akan membiayai sampai sebesar US$600 juta untuk program BOS pemerintah senilai lebih dari US$2 miliar. BOS-KITA juga akan digunakan untuk menyediakan sebagian hibah BOS Pemerintah yang diberikan kepada sekolah dasar dan menengah pertama swasta melalui Departemen Pendidikan Nasional. Program ini mendukung komitmen Pemerintah atas pengelolaan berbasis sekolah dengan memperkuat komite sekolah, terutama dalam perencanaan dan pengawasan pengeluaran BOS. “Elemen utama keberhasilan BOS-KITA adalah transparansi: rencana tahunan untuk penggunaan dana BOS dan laporan pengeluaran kuartalan akan dipasang secara terbuka pada papan pengumuman sekolah,” ujar Joachim von Amsberg. “Program ini mereplikasi salah satu pelajaran terpenting yang dipelajari dari mekanisme pengembangan masyarakat - tekanan sosial dari masyarakat setempat yang memiliki informasi dapat menjadi pengaruh positif dalam mengurangi korupsi dan penyalahgunaan dana.” BOS-KITA juga menjadi dasar untuk pendekatan di sektor pendidikan. Dengan bekerja bersama Komisi Eropa dan Pemerintah Belanda, Bank Dunia berupaya untuk mengembangkan kapasitas dalam pengelolaan sistem keuangan dan informasi di tingkat kabupaten dan sekolah di 50 kabupaten untuk memperkuat sistem pendidikan desentralisasi. Bank Dunia juga mendukung Pemerintah dalam mempersiapkan program reformasi pendidikan dasar yang disebut Systems Improvement through Sector Wide Approach (SISWA), yang akan menyediakan hibah berdasarkan kinerja ke kabupaten-kabupaten. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai dukungan Bank Dunia untuk Indonesia, kunjungi: www.worldbank.org/indonesia | ||||||||||||||||||||||||||||
Suatu wadah bertemunya alumni MTsN I Cibinong untuk mempererat silaturahim antar alumni yang demikian lama pergi untuk mengkaji ilmu dengan harapan ia tidak melupakan almamaternya khususnya di MTsN I Cibinong
Bank Dunia Mendukung Peningkatan Program Pendidikan yang Sukses (Siaran Pers)
FOSILA BANGKIT
fosila wadah bertemunya alumni Mts negeri I Cibinong yang selama ini sudah terbang meninggalkan Mts Negeri I Cibinong melanjutkan perjuangan hidunya guna mencari Ridho Illahi Robbi.